
Asteria Ratnawati Saroinsong
Jika didapati anak berusia di bawah dua tahun dengan kesulitan melakukan interaksi social (tidak bisa bermain dengan teman sebayanya), gangguan komunikasi (verbal dan non-verbal), belum dapat berbicara atau menyampaikan keinginan secara tepat, tidak mudah memahami sesuatu, tidak merespon ketika diajak berbicara, tidak menatap atau melakukan kontak mata, yang terkadang juga diikuiti gangguan sensoris dan motorik, maka sebaiknya orangtua segera memeriksakan keadaan anaknya dan tidak mendiamkannya.
“Tiap anak menunjukkan derajat gangguan dan kesulitan yang berbeda, oleh karena itu orangtua perlu merespon cepat dan tepat agar tidak kehilangan waktu menata penanganan yang dibutuhkan si kecil,” kata Asteria.
Akumulasi dari gangguan yang tidak ditangani dini akan berakibat pada tumbuh kembang anak yang tidak optimal dan permasalahan yang komplek di kemudian hari dengan biaya yang cukup tinggi.
Tiap anak dengan autisme membutuhkan rencana intervensi individual dengan prioritas yang berbeda dan orangtualah yang sesungguhnya menjadi terapi utama di rumah. Oleh karena itu orangtua yang mendeteksi bahwa anak mereka menunjukkan proses tumbuh kembang yang ‘berbeda’ dengan anak lainnya, usahakan untuk:
- Tenang, tidak perlu panic dan mencari pembenaran dan menerima kenyataan bahwa si kecil memang ‘berbeda.
- Mencatat secara rinci kesulitan dan gangguan yang dialami anak
- Mengkonsultasikan pada ahli tumbuh kembang anak seperti dokter spesialis tumbuh kembang anak atau psikolog
- Bekerjasama dengan terapis membuat rencana program individual dan target yang ingin dicapai
- Proaktif ikut belajar menjalankan dan melatih anak di lingkungan rumah sesuai metode yang disarankan
- Bersikap optimis terhadap anak
- Menghargai kemajuan meski kecil yang telah dicapai anak
- Mengikutsertakan anggota keluarga lain untuk lebih memahami kesulitan anak dan memberikan dukungan positif selama proses intervensi dan ikut memikirkan solusi jangka panjang